Pandangan gue mengenai : Pacaran

Ok, Sebelum gue melangkah lebih lanjut, di post ini saya benar-benar akan membahas pandangan pribadi saya sesuai judul di atas. Saya bahkan sudah mendiskusikan terlebih dahulu dengan teman saya yang anak psikologi untuk menulis post ini secara sadar dan menceritakan latar belakangnya ke dia, dan dia setuju.

Jika anda merasa tidak nyaman atau tidak setuju dengan pendapat saya, anda dipersilahkan untuk tidak membaca post ini dan mencari post yang lain atau meninggalkan blog ini. Karena ini murni pendapat saya dan secara sadar saya tahu apa yang saya lakukan, dan saya tahu apa yang saya mau.

Terima kasih, dan selamat membaca :)


ok, where should i start?

Sampai post ini gue tulis, gue single dari lahir. Ketika gue bilang begitu ke orang yang bertanya status gue, orang itu menatap gue gak percaya. Banyak yang akhirnya bilang gue mungkin yang terlalu pemilih atau larangan orang tua. Nyatanya tidak. Orang tua gue membebaskan anaknya untuk have a crush dan pacaran selama tidak melewati batas, bertanggung-jawab, tidak mengganggu kegiatan akademik, dan yang pasti harus dikenalin dulu dengan mereka. Dengan diberi kepercayaan seperti itu, gue cukup terbuka dengan orang tua gue tentang siapa cowok yang gue taksir saat itu. Yeahh, i told them all hehehee, so watch out boys.... Begitu pula dengan adek gue yang pasti selalu ketahuan ketika lagi deketin siapa. Hubungan kepercayaan seperti ini menjadi sesuatu yang menyenangkan, selama gue dan adek gue sama-sama single. Tapi ketika adek gue pacaran dan gue nya masih betah single, siap-siap tutup kuping karena gue akan dikatain.... jomblo lu.

Gue pemilih? nggak juga, gue cukup open dengan siapapun yang deketin gue. selama tidak melewati batas. Kalaupun gue gak suka, biasanya gue akan mengirimkan signal signal atau bahasa ketjehnya mah kode-kode gak suka atau bahkan bilang secara blak-blakan kalau gue gak suka.

Yahh mungkin emang belum rejekinya, it's okay! i'm fine, really really fine. Gue masih menikmati gimana serunya nongkrong di perpus ngerjain skripsi dan ngejar-ngejar dosen. Belum sampe teriak 'pengen nikah aja'. Karena menurut gue nikah itu gak se-simple itu.

Banyak orang yang bilang, lebih baik nikah dulu baru pacaran setelah sah. Gue sangat menghargai prinsip itu, tapi prinsip itu gak berlaku buat gue. Terlepas dari jenis pakaian yang gue gunakan, gue adalah tipikal orang yang harus pacaran dulu baru nikah. Gue gak bisa tuh kalau ada orang yang tiba-tiba nemuin orang tua gue bilang mau nikahin gue tanpa ada pacaran sebelumnya atau bahkan dia gak bilang dulu sama gue mau nikahin gue. Beuhhhh gue nulis ini aja langsung merinding sendiri asli, pengen gue jitak cowok itu seriusan kalau beneran terjadi.

Why? lemme tell you the reason....

Seperti yang gue bilang di atas, gue single dari lahir. Gue terbiasa kemana-mana sendirian. Bahkan tak jarang ketika gue butuh sendiri gue akan mengunci pintu rapat-rapat  atau jalan-jalan sendirian. Gak peduli seberapa banyak teman gue, atau seberapa banyak orang yang mencari gue.

Dan gue bakal kasian sama partner gue kalau itu sampai terjadi setelah gue nikah.

Oleh karena itu gue butuh adanya pacaran terlebih dahulu.

Kalau menurut lo pacaran di sini adalah pacaran yang penuh dengan PDA- Public Display of Affection, alias bermesraan di depan umum atau di media social. Lo salah besar. Gue juga gak setuju atas hal itu. Sekali-dua kali ya boleh lah, asal jangan keseringann, yang ngeliatnya juga risih dan bosen keleusss, cium-ciuman, skinship apaan coba itu. hmmmm 10 jam -_-" . Gue juga belom pernah pacaran sih ya, jadi gue juga gak tau gimana rasanya sampai melakukan hal begitu, tapi untuk saat ini bahkan untuk nyanyi duet Broery ft Dewi yull - Kharisma Cinta aja gue bisa merinding sendiri. Yes, salah satu liriknya adalah kalimat "Sayang...." dan gue bisa berhenti nyanyi di tengah-tengah karena selebihnya gue bisa ketawa ngakak gak jelas sendiri.... saking merindingnya.

Pacaran yang gue maksud di sini adalah sebagai proses perkenalan karakter masing-masing, untuk menentukan, yakin mau dibawa ke tahap selanjutnya?. Pacaran yang gue maksud di sini adalah ketika dua insan manusia saling support untuk menggapai impiannya masing-masing, bukan menjadi parasit di salah satunya. Pacaran yang gue maksud di sini adalah ketika dua insan manusia saling bertukar pendapat tentang jalan pikirannya, saling becanda, dan saling menghargai keterbukaan  dan keberadaan satu dengan yang lain. Pacaran yang gue maksud di sini adalah dua insan yang saling percaya satu dengan yang lain.

Pacaran yang gue maksud di sini adalah sebagai latihan untuk gue, untuk mulai menyadari kalau ada yang nyariin gue ketika gue ngilang, untuk mulai menyadari kalau gue harus bertukar pendapat dulu dengan seseorang sebelum gue menentukan pilihan, untuk mulai menyadari ada seseorang yang nungguin gue, untuk mulai menyadari ada yang harus gue perhatiin selain keluarga dan sahabat-sahabat gue, untuk mulai menyadari kalau gue gak sendirian lagi.

So that's why, gue butuh pacaran sebelum menikah.



Terakhir. Sekali lagi, ini pandangan gue pribadi. Gue sangat amat menghargai gimana pun prinsip lo mengenai judul di atas. Gue juga tetap akan datang ke nikahan lo ketika diundang dan memberikan lo selamat meskipun ternyata lo gak pake pacaran dulu sebelumnya.  Karena ya sekali lagi, hidup lo ya hidup lo. Lo yang menjalani jadi lo bebas menentukan gimana prinsip hidup lo. Tapi hidup gue ya hidup gue. dan gue tau apa yang gue mau :)


No offense and peace! 






Postingan Populer