Merantau ala gue
Halo! selamat pagi , siang, atau malam tergantung jam berapa anda membaca post ini
MAAAFFFF Gue baru bisa update sekarang setelah sekian lama gak ngapdet nih blog, huhuhuuu. Kali ini, gak ada inspirasi buat nulis menjadi alasan terbesar gue untuk jarang update (bukan karena college life lagi, karena udah semester tua makin longgar praktikumnya hehehee)
as an opening, pada notice gak kalau gue ganti Blog's tittle nya jadi "Baby Owl's Corner" ? meskipun domain gue tetep auliarahmadiani? yup, gue ganti blog's tittle. Why baby owl? why corner? Owl itu nama panggilan gue di antara beberapa orang. Berawal dari Aul yang kalau dibaca sama bule jadi owl (yes, that's a true story, sampe gue harus ngoreksiin beberapa kali sampe dia benar-benar menyebutkan nama aul, bukan owl -_-) dan kalau dipikir-pikir, hidup gue emang kaya burung hantu. Lebih suka aktif di malam hari dibandingkan siang hari. Jangan neting dulu, gue merasa malam hari itu gue menjadi bebas dan bisa melakukan kegiatan yang tertunda pada siang hari. Why Baby? karena kata temen gue yang gue approve, sifat asli gue kaya bayi wakakakaa. Tipikal suka cari perhatian. Jadilah gue punya nama lain Baby Owl, dan gue juga suka mojok. Tadaaa. Jadilah Baby Owl 's Corner *bad dum chessss* oke, kembali ke judul.
Mumpung edisi penerimaan mahasiswa baru, tidak bosan-bosan saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dalam... MERANTAUUUU *lempar confeti* *bad dum chess*. Jadi total sudah sekitar 3 tahun ya saya merantau, beda provinsi sama orang tua. Dan gimana rasanya? ibaratkan sebuah lagu... jatuh bangun aku mengenal mu~ *mendadak dangdutan* dari yang awalnya nangis-nangis pengen pulang, ngeyakinin diri sendiri bisa angkat kaki kapan saja, berasa Purwokerto cuman numpang kuliah doang sampai akhirnya memahami arti 'rumah' dari sisi yang berbeda. Kalau kata Gita Savitri Devi, "Rumah adalah tempat dimana lo merasa nyaman", Purwokerto ya rumah, Rumah orang tua gue di Bintaro juga rumah.
Saudara-saudara gue dari pihak Ayah dan Bunda gue kalau ngeliat gue pasti "widihhhh orang purwokerto" "wahhh yang dari purwokertoo" dan terkadang ditanya pake bahasa jawa ngapak yang menanyakan kabar atau apalah. Gue? cuman bisa terkekeh doang balesnya. Maklum, di antara sepupu gue dari pihak ayah, gue cucu pertama yang kuliah di jawa tengah, karena yang lain pasti gak jauh-jauh dari Bandung atau Jakarta. Tapi itu dulu, setelah 3 tahun sebatang kara tanpa saudara kandung di Purwokerto, akhirnya sepupu gue kuliah di Purwokerto, Horeeeeee *lempat confeti* walaupun di teknik sih, yang which is bakal jarang ketemu juga. (Sarah anak delimos yang kampusnya tinggal ngesot kalau mau ngurangin jatah jeans dalem lemari juga bisa aja gak pernah ketemuan wkwkwk), tapi setidaknya ada alasan untuk gue sering main ke teknik wkwkwkwk.
Ok, itu curcolnya, sekarang kita mulai bahas soal pertanyaan-pertanyaan yang sering ada dalam benak maba waktu mau merantau. Kita mulai dari Homesick. Apa gue pernah mendapat homesick? gue akan bilang, sering. Bahkan sampe sekarang gue semester 6 nyaris 7 ini gue masih suka kena homesick. Tapi gak separah dulu. Kalau dulu jaman maba, gue itu sampe kena homesick satu bulan full, mewek mulu dan kostsick (setiap sampe kostan nangis, yah.. gue menyebutnya kostsick) setengah bulan. Dulu gue sempet bingung setiap mau makan, karena kebiasaan di rumah gue selalu makan bareng di meja makan (dibiasain gitu sama bokap nyokap) dan sekarang gue harus makan sendirian. Sampe akhirnya gue dinasehatin, coba lah untuk makan sambil menonton atau membaca sesuatu kalau emang harus sendirian. Jadilah gue kebiasaan dan jeleknya kebawa sampe saat gue di Jakarta wkwkwkwk.
Gimana cara gue mengatasi Homesick? Jalanin dan rasain aja. Gue gak akan cerita seperti di atas kalau gue tidak mengalami dan menemukan hal interesting dari homesick gue. Jadi yah gue akan bilang nikmatin aja, lakuin apa yang kamu mau dalam homesick itu. Cari temen misalnya. Jalan-jalan atau beresin kostan misalnya. Mengenal kota baru kamu misalnya. Dulu gue berprinsip "kalau tak kenal maka tak sayang" jadilah gue hobbynya 'kenalan' sama Purwokerto, dan keterusan sampe sekarang. Kalau udah parah banget biasanya gue bakal telpon orang tua sih, terus bilang kalau lagi homesick. Biasanya orang tua bakal ngasih kata semangat yang akhirnya membuat kita memilih untuk stay.
Pertanyaan selanjutnya. Gimana ngatur keuangan secara mandiri? Kalau soal ini jujur jangan tanya sama gue!! wkwkwkwk, gue tuh paling dodol kalau disuruh ngatur keuangan walaupun gak pernah sampe minus nus nusss karena selalu ditanya sama ortu yang ujung-ujungnya pasti ditransfer walaupun gue gak minta. Tapi prinsip gue adalah, hedon boleh tapi jangan sering-sering. teruss sisain uang minimal 300.000 di ATM, in case of emergency yang mewajibkan gue untuk pulang ke Jakarta. Sisanya? ya udah atur lah sesuai feeling wkwkwkwk.
Terakhir, Suka Duka dalam merantau. Sukanya, punya cerita yang setingkat lebih ketjeh dibandingkan orang lain di angkatan gue. Tiap orang punya cerita hidupnya masing-masing dan gue selalu merasa proud dengan jabatan gue sebagai anak kuliah rantau. Merasakan serunya nyocokin jadwal ketemuan yang akhirnya pasti bakal gak jadi dan giliran mendadak malah jadi wakakaka. Mengetahui definisi dari kata rindu (ini bakal disebut juga dalam duka nya). Jadi solid sama anak-anak yang satu daerah atau satu sekolah. Padahal dulunya gak kenal sama sekali wakakaka padahal satu sekolah. Terbiasa untuk mandiri dan bisa melakukan apa saja (benerin sepeda, masang pc, masak mie instant super enak)
Duka nya, jauh dari ortu dan berharap punya pintu kemana saja. Terutama waktu mau lebaran. Dikala masih ada urusan di kampus tapi kondisi kampus udah sepi banget dan ortu sudah beteriak menyuruh pulang. Waktu sakit. BEHHH gilaa itu sedihnya naudzubillahhh. Sakit sendirian di tempat rantau, mau ngapa2in juga gak kuat. Gue pernah kenang gondongan dan disuruh bedrest nyaris seminggu dan gue gak bisa ngapa-ngapain. Untungnya nyokap langsung dateng sih. Ngapa-ngapain sendirian. Meskipun kamu punya teman yang udah kaya perangko tapi akan ada momen dimana kamu harus sendirian. Dan yah itu sih yang bikin sedih.
Tapi kalau kamu gak merantau kamu gak tau kan arti dari dari kata.....rindu
Kalau kata bung akmal, waktu expo di SMA gue "yakin mau lahir di Jakarta, hidup di Jakarta, matipun juga di Jakarta?"
Selamat mempunyai cerita yang baru~
p.s. if you have another questions 'bout 'merantau' don't hesistate to contact me by the comment below ;)
MAAAFFFF Gue baru bisa update sekarang setelah sekian lama gak ngapdet nih blog, huhuhuuu. Kali ini, gak ada inspirasi buat nulis menjadi alasan terbesar gue untuk jarang update (bukan karena college life lagi, karena udah semester tua makin longgar praktikumnya hehehee)
as an opening, pada notice gak kalau gue ganti Blog's tittle nya jadi "Baby Owl's Corner" ? meskipun domain gue tetep auliarahmadiani? yup, gue ganti blog's tittle. Why baby owl? why corner? Owl itu nama panggilan gue di antara beberapa orang. Berawal dari Aul yang kalau dibaca sama bule jadi owl (yes, that's a true story, sampe gue harus ngoreksiin beberapa kali sampe dia benar-benar menyebutkan nama aul, bukan owl -_-) dan kalau dipikir-pikir, hidup gue emang kaya burung hantu. Lebih suka aktif di malam hari dibandingkan siang hari. Jangan neting dulu, gue merasa malam hari itu gue menjadi bebas dan bisa melakukan kegiatan yang tertunda pada siang hari. Why Baby? karena kata temen gue yang gue approve, sifat asli gue kaya bayi wakakakaa. Tipikal suka cari perhatian. Jadilah gue punya nama lain Baby Owl, dan gue juga suka mojok. Tadaaa. Jadilah Baby Owl 's Corner *bad dum chessss* oke, kembali ke judul.
Mumpung edisi penerimaan mahasiswa baru, tidak bosan-bosan saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dalam... MERANTAUUUU *lempar confeti* *bad dum chess*. Jadi total sudah sekitar 3 tahun ya saya merantau, beda provinsi sama orang tua. Dan gimana rasanya? ibaratkan sebuah lagu... jatuh bangun aku mengenal mu~ *mendadak dangdutan* dari yang awalnya nangis-nangis pengen pulang, ngeyakinin diri sendiri bisa angkat kaki kapan saja, berasa Purwokerto cuman numpang kuliah doang sampai akhirnya memahami arti 'rumah' dari sisi yang berbeda. Kalau kata Gita Savitri Devi, "Rumah adalah tempat dimana lo merasa nyaman", Purwokerto ya rumah, Rumah orang tua gue di Bintaro juga rumah.
Saudara-saudara gue dari pihak Ayah dan Bunda gue kalau ngeliat gue pasti "widihhhh orang purwokerto" "wahhh yang dari purwokertoo" dan terkadang ditanya pake bahasa jawa ngapak yang menanyakan kabar atau apalah. Gue? cuman bisa terkekeh doang balesnya. Maklum, di antara sepupu gue dari pihak ayah, gue cucu pertama yang kuliah di jawa tengah, karena yang lain pasti gak jauh-jauh dari Bandung atau Jakarta. Tapi itu dulu, setelah 3 tahun sebatang kara tanpa saudara kandung di Purwokerto, akhirnya sepupu gue kuliah di Purwokerto, Horeeeeee *lempat confeti* walaupun di teknik sih, yang which is bakal jarang ketemu juga. (Sarah anak delimos yang kampusnya tinggal ngesot kalau mau ngurangin jatah jeans dalem lemari juga bisa aja gak pernah ketemuan wkwkwk), tapi setidaknya ada alasan untuk gue sering main ke teknik wkwkwkwk.
Ok, itu curcolnya, sekarang kita mulai bahas soal pertanyaan-pertanyaan yang sering ada dalam benak maba waktu mau merantau. Kita mulai dari Homesick. Apa gue pernah mendapat homesick? gue akan bilang, sering. Bahkan sampe sekarang gue semester 6 nyaris 7 ini gue masih suka kena homesick. Tapi gak separah dulu. Kalau dulu jaman maba, gue itu sampe kena homesick satu bulan full, mewek mulu dan kostsick (setiap sampe kostan nangis, yah.. gue menyebutnya kostsick) setengah bulan. Dulu gue sempet bingung setiap mau makan, karena kebiasaan di rumah gue selalu makan bareng di meja makan (dibiasain gitu sama bokap nyokap) dan sekarang gue harus makan sendirian. Sampe akhirnya gue dinasehatin, coba lah untuk makan sambil menonton atau membaca sesuatu kalau emang harus sendirian. Jadilah gue kebiasaan dan jeleknya kebawa sampe saat gue di Jakarta wkwkwkwk.
Gimana cara gue mengatasi Homesick? Jalanin dan rasain aja. Gue gak akan cerita seperti di atas kalau gue tidak mengalami dan menemukan hal interesting dari homesick gue. Jadi yah gue akan bilang nikmatin aja, lakuin apa yang kamu mau dalam homesick itu. Cari temen misalnya. Jalan-jalan atau beresin kostan misalnya. Mengenal kota baru kamu misalnya. Dulu gue berprinsip "kalau tak kenal maka tak sayang" jadilah gue hobbynya 'kenalan' sama Purwokerto, dan keterusan sampe sekarang. Kalau udah parah banget biasanya gue bakal telpon orang tua sih, terus bilang kalau lagi homesick. Biasanya orang tua bakal ngasih kata semangat yang akhirnya membuat kita memilih untuk stay.
Pertanyaan selanjutnya. Gimana ngatur keuangan secara mandiri? Kalau soal ini jujur jangan tanya sama gue!! wkwkwkwk, gue tuh paling dodol kalau disuruh ngatur keuangan walaupun gak pernah sampe minus nus nusss karena selalu ditanya sama ortu yang ujung-ujungnya pasti ditransfer walaupun gue gak minta. Tapi prinsip gue adalah, hedon boleh tapi jangan sering-sering. teruss sisain uang minimal 300.000 di ATM, in case of emergency yang mewajibkan gue untuk pulang ke Jakarta. Sisanya? ya udah atur lah sesuai feeling wkwkwkwk.
Terakhir, Suka Duka dalam merantau. Sukanya, punya cerita yang setingkat lebih ketjeh dibandingkan orang lain di angkatan gue. Tiap orang punya cerita hidupnya masing-masing dan gue selalu merasa proud dengan jabatan gue sebagai anak kuliah rantau. Merasakan serunya nyocokin jadwal ketemuan yang akhirnya pasti bakal gak jadi dan giliran mendadak malah jadi wakakaka. Mengetahui definisi dari kata rindu (ini bakal disebut juga dalam duka nya). Jadi solid sama anak-anak yang satu daerah atau satu sekolah. Padahal dulunya gak kenal sama sekali wakakaka padahal satu sekolah. Terbiasa untuk mandiri dan bisa melakukan apa saja (benerin sepeda, masang pc, masak mie instant super enak)
Duka nya, jauh dari ortu dan berharap punya pintu kemana saja. Terutama waktu mau lebaran. Dikala masih ada urusan di kampus tapi kondisi kampus udah sepi banget dan ortu sudah beteriak menyuruh pulang. Waktu sakit. BEHHH gilaa itu sedihnya naudzubillahhh. Sakit sendirian di tempat rantau, mau ngapa2in juga gak kuat. Gue pernah kenang gondongan dan disuruh bedrest nyaris seminggu dan gue gak bisa ngapa-ngapain. Untungnya nyokap langsung dateng sih. Ngapa-ngapain sendirian. Meskipun kamu punya teman yang udah kaya perangko tapi akan ada momen dimana kamu harus sendirian. Dan yah itu sih yang bikin sedih.
Tapi kalau kamu gak merantau kamu gak tau kan arti dari dari kata.....rindu
Kalau kata bung akmal, waktu expo di SMA gue "yakin mau lahir di Jakarta, hidup di Jakarta, matipun juga di Jakarta?"
Selamat mempunyai cerita yang baru~
p.s. if you have another questions 'bout 'merantau' don't hesistate to contact me by the comment below ;)
Komentar
Posting Komentar