Jakarta oh Purwokerto

Hai hai back to me Aul yang lagi liburan di JAKARTA!!!... eh enggak deng di Tangerang Selatan lebih tepatnya.

     Ok, balik ke Jakarta berarti harus adaptasi sedikit dengan keadaan di sini, Such as... Bahasanya yang yang.. you know lah Jakarta lah ya, nyablak. Kalau di Purwokerto kita punya ngapak, di Jakarta kita punya nyablak. Masih gak ngerti juga? yahh kalau orang bilang An!@#@, T@! , B@&! di depan kita itu sudah biasa, jangan sakit hati, karena biasanya mereka mengeluarkan kata-kata tersebut untuk mengekspresikan kekesalan mereka pada suatu hal yang padahal bukan disebabkan oleh kita, walaupun mereka ngomong itu depan kita ._. .

      Itu terlalu berat? back to basic, "Gue, Elo" things. Di Purwokerto, gue terbiasa menggunakan "Aku,kamu" dan di Jakarta gue harus pake "Gue, Elo" walaupun anak-anak pada ngerti sih kalau gue keceplosan "Aku, Kamu"di sini, tapi risih gak sih? orang lain pada ngomong "Gue, Elo" sedangkan kita ngomong "Aku, Kamu" sendiri. Anyway kenapa banyak "Gue, Elo" dan "Aku, Kamu" dalam satu kalimat -_-". Gue punya cerita, waktu itu gue pernah lagi kumpul sama anak-anak di suatu mall di Jakarta Selatan. Tiba-tiba salah satu temen gue yang di Purwokerto nge.. Line atau BBM gitu gue lupa, gue yang sudah terbiasa ngomong "Gue, Elo" dan segala bahasa Jakartanya mendadak harus ngomong "Aku, kamu". Untung bisa gue kendalikan "Gue,Elo" nya tapi gak bisa gue kendalikan kata-kata yang kaya... Buseeettt, Anjirrrr, Gilaaa. ok.. ok.. maaf ya kawan, harap maklum kebawa suasana hehehee.

    Kedua, Harga barang, makanan, minuman yang... yah.. yah... gue kebiasaan di Purwokerto yang murah meriah, dan mata anak kost yang selalu cari yang murah, di sini gue ngeliat harga-harganya yang a little bit lebih mahal di mata gue, padahal dulu gue ngeliat tuh harga biasa aja loh tapi kenapa sekarang jadi kaya gini. Mungkin kebiasaan lama susah hilang #apasih.

    Yang ketiga, MACET. Apa sih Jakarta kalau gak macet? Lebaran Jakarta sepi? Mitos. Ditambah proyek MRT yang.. yang.. bikin gue gak berani nyetir ke Jakarta (ke Mall sini aja masih belum berani Ul,Ul). Bukan apa-apa di Purwokerto gue terbiasa tanpa macet dan ketika ke Jakarta lagi yang macet... *tiba-tiba terputar lagu "Sapa suru datang Jakarta"* *Langsung ambil TNT* *Bom sumber lagunya* Gak balik dong gue kalau gak ke Jakarta!

    All i need now is just an adaption, untungnya temen-temen gue pada ngerti kalau soal bahasa, dan mereka juga udah mulai rada pilih-pilih kata mengingat Aul yang sekarang jadi baperan sekali. ya, gak tau kenapa gue bisa sebaper sekarang. Soal harga, bokap nyokap yang nanggung *evil smirk* tapi dengan persyaratan gaji bulan ini di undur *langsung cemberut*. Kalau soal macet, ya siapin air minum yang banyak, iTouch, earphone atau kabel data, dan...bikin party sendiri di mobil wkwkwk.

   Sebenernya dua kota itu baik, gue pun suka sama stylenya Jakarta yang a little bit bebas dan individualis yang membuat gue bebas berekspresi. Juga perputaran waktunya yang lebih cepat dari Purwokerto, jadi gue gak bisa main-main kalau lagi ngerjain suatu project atau ada janjian. Sebenernya juga mereka gak bisa di compare (Ya terus ngapain lo compare Aulllsss) masalahnya adalah sekarang hidup gue terbagi di dua kota itu. Pikiran gue terbagi di dua kota itu. Jadi gimana caranya supaya gue bisa menyatukan dua kota itu terasa dekat walaupun saling berjauhan.


P.S Awkward moment adalah ketika nguping pembicaraan orang yang ngomongin soal mudik dan yang mereka bicarakan ada dalam lingkup Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) dan mereka ngomongin itu bagaikan itu jauuuuhhhh banget. Perasaan waktu itu gue pernah kurang dari 24 Jam di Jakarta terus ke Purwokerto lagi dengan satu langkah, segitu jauhnya kah? ._.v

Komentar

Postingan Populer