Practices MAKE Perfects

   Satu hari gue ngeliat ice skating di mall, ada kelas figure skating di situ. Awalnya kan gue emang pengen masuk figure skating karena kagum sama performance Kim Yuna yang luar biasa daebak, tapi gak bisa ikut kelasnya karena keterbatasan waktu, tempat, dan figure gue yang kaya begini hahahaa. Ada satu anak yang berhasil menarik mata gue. Jadi anak itu adalah salah satu member yang belajar figure skate di situ. Gue ngeliat mukanya udah merah gitu, dia kaya lagi belajar suatu putaran yang dia gak bisa-bisa dan disuruh coba lagi, coba lagi, dan coba lagi sama instrukturnya. Dan sontak hal itu mengingatkan gue  sama kenangan gue selama masih menjabat sebagai murid piano di tempat les.
 
   Gue yang menjabat sebagai murid piano sejak kelas 3 SD sudah merasakan pengalaman diajar berbagai guru. Dari yang bikin gue kesel setengah mati sampe berasa les itu kaya bebannn banget dan gak dapet ilmu apa-apa, yang bikin gue mager tapi ilmunya berguna banget, yang enak banget, sampe akhirnya yang not my style abis sampai akhirnya gue berontak dan mengundurkan diri.

   Selama gue les sebagian besar pasti adalah mempelajari suatu buku atau suatu lagu yang awalnya pasti gue cengoh sambil membatin "Ini lagu apa?? kenapa not baloknya sebegini sadisnya??!!!". Gue yang terkadang suka mager baca not balok juga sering memainkan lagu di kertas atau buku itu dengan feeling yang akhirnya jadi kacau dan kena bentak. Gue cukup inget kata-katanya waktu dibentak, "Ini lagu orang jangan kamu main-mainin!" tapi tampaknya kalau lagu orang gak gue main-mainin dan terpaku dengan kertas, sekarang gue gak bisa menguasai banyak lagu orang yang sebagian besar gue nemu teknik bahkan chordnya lewat gue main-mainin lagunya itu dengan feeling. Gue juga pernah hampir dua bulan mempelajari lagu yang sama karena gue gak lancar-lancar. Latihan lagi, latihan lagi, dan latihan lagi. Itu aja yang ditulis di buku catatan.

    Anyway, gue teringat kata-kata temen gue beberapa saat yang lalu "Kamu kan bisa main musik ul, aku gak bisa apa-apa,". Lo gak tau perjuangan gue gimana pas awal-awal belajar piano. Gue dulu les musik itu dipaksa orang tua. Seperti yang kalian tahu, ortu gue sangat menginginkan semua anaknya bisa main musik. Gue dan adek gue dilesin musik yang mungkin bagi beberapa temen gue saat itu adalah les yang rada gak penting. Karena gue anak pertama dan perempuan satu-satunya, gue dituntut bisa main piano, bahkan sebelum les piano gue juga sempet dilesin les Vocal. Gue gak suka sama guru piano pertama gue, gue pengen keluar dari tempat les itu, malah dipindahin ke tempat les yang lain. Target mereka adalah yang gue harus bisa main lagu Happy birthday pake piano dan nyanyi dengan diiringi piano yang menurut gue waktu itu adalah hal yang cukup mustahil. Kerennya sekarang itu adalah hal yang paling biasa yang gue lakukan. Gue main lagu Happy Birthday di piano dan gitar sambil nyanyi itu sudah sangat biasa gue lakukan.



     Seiring berjalannya waktu, gue sadar. Justru gue sangat berterima kasih kepada kedua orang tua gue yang udah nge-lesin gue musik dari kelas tiga SD sampai lulus SMA. Kenapa? gue mempunyai sesuatu yang bisa gue banggakan karena belajar dari kecil. Seperti contohnya waktu Ujian Praktik musik pas SMA, gue cukup bisa mengibas rambut karena gue salah satu yang cukup fasih main alat musik di kelas. Sombong banget ya gue? yah… istilah kasarnya begitu. Contoh lain, waktu gue direkrut buat join Delimos. Gue yang direkrut dengan masa training paling cepet, yang lain harus les satu sampai dua bulan dulu buat direkrut sedangkan gue? baru masuk SP langsung direkrut -__-". Oh iya by the way, Delimos lah yang membuat gue keluar dari belenggu klasik ke Pop. Jujur gue kaget ketika tahu ada yang namanya chord di dunia ini dan bisa dimaiinin di Piano. Mungkin kalau gue gak masuk Delimos, gue gak akan bisa main lagu Happy Birthday sambil nyanyi sekarang. Oh iya, karena Delimos juga gue bisa main gitar walau cuma tahu beberapa chord. Karena emang sebagai seorang member band, kita emang dituntut untuk bisa main semua alat musik.



    Kesimpulannya, awalnya emang sebuah latihan itu gak enak.Terkadang kita berpikir, buat apa kita melakukan ini, melakukan itu. Akan tetapi, percaya deh orang yang mahir gak langsung mahir pasti dia melewati latihan yang luar biasa kecehnya sampai akhirnya bisa sehebat itu. Dan juga suatu hari kau akan berterima kasih kepada dirimu di masa lalu karena sudah melakukan latihan itu dan melewatinya walau berat. Gue juga masih terus latihan alat musik kok sampai sekarang. Walaupun udah gak les lagi.

  Keep going and Keep practices ;) 




P.S Hello Stalker! :D aku dapet banyak sekali laporan kalau blog aku ini udah dibaca banyak orang terutama teman-teman dan relasi aku. Yah… gak bisa ngehujat orang sembarangan lagi kaya dulu dong -_-" hahahaa canda. Thanks for visiting my blog!, aku menerima kritik dan saran untuk kemajuan blog aku di masa yang akan datang. Tapi seperti yang kalian tahu, blog ini adalah diary aku yang sesungguhnya. Jadi, maaf dan harap maklum kalau isinya curhat semua hahahaaa.

Komentar

Postingan Populer