Proseshooting

   Aku kangen jadi sutradara.
 
    Gak tau kenapa tiba-tiba aja gue kangen berat sama proses shooting yang super panjang dan ribet itu tapi serius ngangenin! padahal waktu ngejalaninnya behhh gue rasanya pengen lepas dari jabatan saja.

     Mungkin karena di fakultas gue sangat digempor-gemporkan tentang "proses", gue jadi teringat akan sebuah proses panjang yang bernama shooting. sebuah Proses shooting yang paling berkesan adalah you know, STSN (Sahabatku Tinggal Sebuah Nisan) The Movie. Betapa bangganya diriku ketika namaku tercantum di kredit sebagai "Sutradara", gue yang mengatur para aktris (karena pemainnya cewek semua), gue yang membuat film itu agar lebih menarik, bahkan gue juga editornya. Saat aku selesai shooting sampai Ujian Praktik mungkin aku lebih bangga akan hasilnya. Tapi makin kesini, aku kangen sama PROSES nya… Shooting.

     You know, Setelah Project STSN selesai aku dapet project lagi untuk membuat sebuah Video berita, tapi setelah menjalani proses yang jauh lebih sulit (karena harus ngumpulin segitu banyak orang buat kumpul dalam satu frame) proses kecil seperti membuat video berita menjadi jauh lebih gampang. Kita sudah terbiasa membagi waktu untuk shooting, sekolah, dan les. Shooting STSN yang hanya memerlukan durasi 15 menit tapi membutuhkan shooting berbulan-bulan, dan untuk membuat video berita kita hanya butuh janjian personal, gak harus ngumpulin orang yang segitu banyak, nyocokin jadwal, bahkan mengorbankan les.

    Tapi semua proses itu tidak ada yang sia-sia. Rasa puas melihat semua orang tertawa dan berkomentar tentang adegan terakhir dari STSN (yang katanya malaikatnya Jakarta banget) membawa pergi semua pusing dan lelah.

    Awalnya aku paling gak suka jadi sutradara dan lebih memilih menjadi editor di balik layar, tapi kayanya i need the showbizz , aku mau menjadi sutradara kembali. ada yang mau shooting bersamaku?

[QOTD] Cintailah Proses, Seperti kau jauh lebih mencintai proses shootingnya ketimbang ngaplod videonya di YouTube

  P.S : Percuma kau kalahkan aku berapa kalipun dalam kompetisi video, Video SOShark aku kalah tingkat nasional, Video ODT juga kalah tingkat prodi. Tapi, Seribu kalipun aku kalah dalam kompetisi video aku gak bakal berhenti buat bikin video. Because That's my Passion, not my job. Aku tidak pernah meletakan membuat video sebagai beban dan tuntutan, karena membuat video adalah suatu kesenangan. Membuat Video adalah nafas ku. Video adalah anak ku .

Komentar

Postingan Populer